Sunday, September 21, 2014

Mengenal Autisme Pada Anak

Gejala Selama Masa Balita

autisme
Gejala autisme biasanya mulai terlihat oleh orang tua dan pengasuh lainnya selama masa 3 tahun pertama. Meskipun autisme timbul pada saat lahir (kongenital), tanda-tanda gejalanya kadang sulit untuk diidentifikasi atau didiagnosa saat masih bayi. Orangtua sering khawatir ketika anak mereka tidak suka digendong, tidak tertarik bermain game tertentu, seperti ciluk ba; dan susah belajar berbicara. Kadang-kadang, anak autis akan mulai berbicara pada saat yang sama seperti anak-anak lain pada usia yang sama, kemudian kehilangan kemampuan bahasanya. Orang tua juga mungkin bingung tentang kemampuan pendengaran anak mereka. Karena anak autisme kadang-kadang terlihat tidak bisa mendengar, namun pada saat yang lain, ia mungkin tampak mendengar suara yang berasal dari tempat jauh.
Dengan pengobatan intensif sejak dini, sebagian besar anak-anak autis bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain, berkomunikasi, dan mampu mandiri saat mereka tumbuh dewasa. Bertentangan dengan mitos tentang anak autis, sangat sedikit anak autis yang benar-benar terisolasi secara sosial atau "hidup dalam dunia mereka sendiri".

 

 Gejala Umum

Gejala autisme bervariasi tergantung tingkat keparahan, tetapi semua penderita autisme memiliki beberapa gejala umum dalam bidang :

1. Interaksi sosial dan hubungan:

- Kesulitan mengembangkan keterampilan komunikasi nonverbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh.
- Kesulitan untuk membangun persahabatan dengan anak-anak seusianya.
- Kurangnya minat dalam berbagi kesenangan, minat, atau prestasi dengan orang lain.
- Kurangnya empati. Penderita autisme terkadang memiliki kesulitan memahami perasaan orang lain, seperti rasa sakit atau kesedihan.

2. Komunikasi verbal dan nonverbal:

- Kesulitan atau lambat belajar bicara. Sebanyak 40% dari penderita autisme tidak pernah berbicara.
- Kesulitan memulai percakapan. Penderita autisme juga mengalami kesulitan melanjutkan percakapan setelah dimulai.
- Penggunaan bahasa yang tidak variatif dan berulang-ulang. Penderita autisme sering mengulang-ulang kalimat yang barusan mereka dengar (echolalia).
- Kesulitan memahami perspektif lawan bicara. Sebagai contoh, penderita autisme mungkin tidak mengerti bahwa seseorang sedang bergurau. Mereka mungkin menafsirkan kata demi kata secara harfiah dan gagal untuk menangkap makna yang tersirat.

3. Terbatasnya minat dalam bermain atau kegiatan lain:

- Tidak bisa membagi perhatian. Anak-anak penderita autisme sering hanya fokus pada satu bagian mainan, seperti ketika bermain mobil-mobilan mereka hanya fokus pada rodanya saja.
- Keasyikan pada topik-topik tertentu. Misalnya, mereka mungkin terpesona oleh video game, trading cards, atau plat nomor.
- Suka akan rutinitas. Sebagai contoh, anak penderita autisme mungkin selalu minta sarapan roti merk yang sama bersikeras mengambil rute yang sama setiap hari ke sekolah.
- Suka berperilaku stereotip, seperti menggoyang tubuh dan mengepakkan tangan.

No comments:

Post a Comment

Ruang Komentar